Cegah Radikalisme dan Bullying, MAN 4 Banyuwangi Gandeng RENAKTA Adakan Pelatihan Ramah Anak.
Senin, 21 Oktober 2024, Pelatihan dengan tema "Pencegahan radikalisme dan bullying di madrasah sebagai upaya mewujudkan madrasah ramah anak" sukses diselenggarakan di MAN 4 Banyuwangi. Acara ini dihadiri oleh staf dewan guru MAN 4 Banyuwangi dan perwakilan murid dari Osim dan perwakilan wali siswa. Workshop ini tak hanya di hadiri oleh warga MAN 4 Banyuwangi, bapak kepala kantor kementerian agama Kabupaten Banyuwangi, Dr. H. Chaironi Hidayat, S.Ag., MM turut hadir dalam acara ini. Workshop tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak bullying serta memberikan pemahaman tentang pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua siswa.
Dalam sambutannya, Kepala Kemenag, Bapak Dr. H. Chaironi Hidayat, S.Ag., MM, menyampaikan bahwa kasus bullying masih menjadi isu serius di banyak sekolah, termasuk di lingkungan mereka. “Kami berharap melalui workshop ini, kita bisa bersama-sama membangun lingkungan yang lebih sehat, di mana tidak ada lagi siswa yang merasa tertekan atau takut saat berada di sekolah" Bapak Chaironi Hidayat juga menyampaikan penting komunikasi antara kedua orang tua dan anak, karena banyaknya kasus bullying yang di sebabkan dari lingkungan terdekat mereka. Setelah beberapa kata yang di sampaikan oleh Bapak Chaironi acara di lanjutkan dengan ikrar . . . . yang berisi tentang . . .
Workshop ini melibatkan beberapa narasumber ahli dari Dinas sosial kabupaten Banyuwangi, yang memberikan pemahaman mendalam tentang bullying, jenis-jenisnya, serta dampaknya bagi kesehatan mental dan perkembangan siswa. Selain itu, peserta diajak untuk aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait isu ini, baik dari sudut pandang siswa maupun guru. Perwakilan siswa dan wali siswa turut menyampaikan presentasinya terkait program-program yang telah di diskusikan tentang madrasah ramah anak, dalam diskusi ini pemateri dan para peserta sangat antusias untuk mendiskusikan program-program yang akan berlangsung untuk madrasah. Acara ini di pimpin oleh bapak pemateri Mochamad Suluh SE, CH, CHT, CNLP. Beliau menyampaikan materi dengan penuh semangat, memberikan energi yang luar biasa kepada penonton untuk lebih menyimak dan mudah memahami materi yang di sampaikan.
Selain itu, para guru mendapatkan pelatihan khusus mengenai cara mendeteksi tanda-tanda bullying di dalam kelas serta langkah-langkah yang harus diambil jika menemui kasus tersebut. Hal ini diharapkan dapat memperkuat peran guru dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan siswa selama proses pembelajaran. Tak hanya guru para perwakilan siswa juga di ajarkan cara mengatasi bullying yang ada di lingkungannya, dengan kesetaraan yang para perwakilan siswa dengan temannya miliki di harap mereka lebih mudah untuk memahami dan menjadi penghubung antara murid dengan guru.
Selesai dari presentasi hasil diskusi yang telah di diskusikan setiap kelompok yang terbagi menjadi tiga kelompok siswa-siswi, wali murid dan tenaga pengajar, pemateri memberikan kesempatan audiens untuk bertanya kepada pemateri. Bapak ibu guru sangat bersemangat bertanya kepada pemateri untuk mengetahui pengetahuan baru dan lebih memahami terkait bullying. Tak hanya bapak ibu guru yang semangat untuk bertanya, perwakilan siswa juga tak ingin kalah semangat untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuka pemikiran baru untuk semua peserta. Pertanyaan-pertanyaan itu di jawab dengan . . . . . oleh bapak suluh.
Acara ditutup dengan penandatanganan perjanjian MOY, yang berisi kerja sama untuk berkomitmen bersama untuk menghentikan segala bentuk bullying di sekolah. Guru dan siswa sepakat untuk saling mendukung dan menciptakan lingkungan belajar yang harmonis, di mana setiap individu merasa dihargai dan diterima. Selesai sudah acara pada kali ini dengan di tutup secara simbolis oleh kepala sekolah MAN 4 Banyuwangi
- tomat